Sistem Kesehatan di Indonesia Pada Masa Orde Baru

Tinggalkan komentar

April 28, 2021 oleh sivuun

Kesehatan Masyarakat dan posyandu melalui puskesmas.

Puskesmas dalam perkembangannya berawal dari konsep Bandung Plan yaitu pelayanan kuratif dan preventif yang dikenalkan oleh dr. Y.Leimena dan dr. Patah pada tahun 1951. Pada tahun1956 berdiri proyek Bekasi oleh dr. Y,Sulianti di lemah abang yaitu pelayanan kesehatan pedesaan dan pelatihan tenaga. Selanjutnya adalah didirikannya Health Center (HC) di 8 daerah seperti Indrapura (Sumut), Bojong Loa (Jabar), Salaman (Jateng), Mojosari (Jatim), Kesiman (Bali), Metro (Lampung), DIY dan Kalimantan Selatan.

Pada tanggal 12 November 1962 Presiden Soekarno membuat program untuk memberantas malaria dan hari itu juga ditetapkan sebagai Hari Kesehatan Nasional (HKN). Konsep Bandung Plan terus berkembang hingga pada tahun 1967 diadakan seminar konsep puskesmas dan baru disepakati serta ditetapkan pada tahun 1968 dengan beberapa tipe puskesmas, yaitu tipe A, B, dan C. Puskesmas memiliki kegiatan yang dikenal dengan istilah “Basic”. Ada Basic 7, Basic 13 Health Service yaitu : KIA, KB, Gizi Mas, Kesling, P3M, PKM, BP, PHN, UKS, UHG, UKJ, Lab, Pencatatan dan Pelaporan.

Tahun 1979 puskesmas mengembangkan menejarial dan penilaian yaitu micro planning dan sertifikasi puskesmas, sehingga puskesmas tidak dibagi menjadi beberapa tipe lagi. Selanjutnya adalah pasyandu dengan 5 programnya yaitu KIA, KB, Gizi, Penanggulangan Diare dan Imunisasi. Posyandu bukan hanya untuk balita saja tetapi juga diperuntukkan kepada ibu hamil, bahkan diwaktu tertentu juga sebagai promosi dan distribusi Vit.A, Fe, Garam Yodium, dan suplemen gizi lainnya.

Dalam perkembangannya, puskesmas menampilkan hasil yang positif pada masa orde baru dengan indikator nya adalah semakin membaiknya tingkat kesehatan masyarakat Indonesia. Pada sensus tahun 1971 satu dokter rata-rata bertugas untuk melayani 20,9 ribu penduduk. Kemudian sensus tahun 1980, menunjukkan perkembangan yaitu satu tenaga dokter bertugas untuk melayani 11,4 ribu penduduk.

Keluarga Berencana

Program pengendalian penduduk yang dikenal sebagai Keluarga Berencana (KB) juga dilaksanakan pada masa orde baru. Tahun 1967 pertumbuhan penduduk di Indonesia mencapai angka prosentase 2,6% dan pada tahun 1968 angka prosentase menurun hingga 1,6% pertumbuhan penduduk. Tujuan dari pengendalian penduduk melalui program keluaga berencana adalah untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan masyarakat Indonesia yang dilakukan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Banyak sekali kampanye pada saat itu mengenai pentingnya KB yang dilakukan pemerintah melalui beberapa media massa cetak maupun elektronik. Contohnya saja pada tahun 70-80an di TVRI sering diisi mengenai pentingnya KB yang diselipkan melalui acara berita maupun hiburan. Nyayian mars “Keluarga Berencana” juga sering ditayangkan di TVRI hampir setiap hari. Bahkan melalui poster-poster dan papan iklan di pinggir jalan juga menyampaikan pentingnya KB. Slogan yang dibuat untuk kampanye-kampanya program KB adalah “Dua anak cukup, laki-laki dan perempuan sama saja”. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya pemerintah orde baru dalam melaksanakan program Keluarga Berancana.

Secara resmi program KB sendiri diawali dengan ditandatanganinya Deklarasi Kependudukan PBB tahun 1967. Unicef sangat memuji keberhasilan indonesia dalam pengendalian jumlah penduduknya yang dinilai dapat menekan tingkat kematian bayi dan mensejahterakan kehidupan anak-anak di Indonesia. Perlu diketahui bahwa program KB di Indonesia adalah salah satu program yang paling sukses di dunia, sehingga dunia ingin mencontoh dari kesuksesan Indonesia.

Tinggalkan komentar

Kategori

Arsip Post