Peran Pertanian Dalam Pertumbuhan Ekonomi Pada Masa Orde Baru

Tinggalkan komentar

April 22, 2021 oleh sivuun

Ditahun 1970-1980-an terjadi invertasi besar-besaran dalam rangka infrastruktur Pembangunan Lima Tahun, swasembada pangan adalah fokus tersendiri pada rencana pembangunan yang dibuat oleh Soeharno. Pada Pelita I merupakan rancangan landasan awal pembangunan Pemerintahan Orde Baru yang menitikberatkan pada sektor pertanian yang bertujuan untuk mengejar dan membenahi ekonomi dengan cara pembaharuan sektor pertanian. Pelita I mempunyai tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan taraf kehidupan menyarakat melalui pembaharuan sektor pertanian dan sekaligus sebagai dasar- dasar pembangunan untuk melangkah ke tahap berikutnya.

Untuk menjalankan program-program tersebut, Soeharto membangun dan mengembangkan organisasi atau institusi. Pada dasarnya pembangunan ini fokus untuk menciptakan institusi di pedesaan sebagai tempat utama pembangunan dengan cara membentuk Bimbingan Massal (Bimas) untuk meningkatkan produksi beras. Sementara itu koperasi dijadikan organisasi ekonomi masyarakat di pedesaan, serta menjadi kaki tangan pemerintah dalam upaya penyaluran sarana pengolahan dan pemasaran hasil produksi. Di lain sisi pemerintah juga membentuk Bulog (Badan Urusan Logistik).

Pemerintah juga melibatkan petani melalui koperasi dalam rangka perbaikan produksi pangan nasional. Untuk mempercepat pengembangan ekonomi pedesaan, pemerintah menunjuk Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada untuk membentuk Badan Usaha Unit Desa (BUUD). Maka terbentuklah KUD (Koperasi Unit Desa) yang bertugas melakukan pengadaan pangan untuk persediaan nasional dan sebagai penyalur sarana produksi pertanian (Benih, Pupuk, dan Obat-obatan).

Soeharto juga mengambangkan institusi penelitian seperti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) yang menghasilkan inovasi pertanian yang cukup terkenal, salah satunya yaitu Varietas Unggul Tahan Wereng (VUTW). Selain itu pemerintah juga membangun pabrik pupuk dengan kualitas unggul untuk para petani, seperti Pabrik Petro Kimia Gresik di Gresik, Pabrik Pupuk Sriwijaya di Palembang, dan Pabrik Asean Aceh Fertilizer di Aceh. Pemerintah juga mempermudah petani untuk memperoleh kredit bank untuk membeli pupuk. Diperkenalkan juga manajemen usaha tani yang terbukti mampu meningkatkan kualitas dan produksi pangan khususnya beras yaitu Bimas, Panca Usaha Tani, Intensifikasi khusus dan Operasi Khusus.

Pemerintah memfasilitasi semua ketersediaan terutama benih, pupuk dan pestisida yang terkontrol dengan baik. Sehingga pada saat itu, budi daya padi Indonesia adalah yang terbaik di kawasan Asia. Program pembibitan ditingkatkan dan jaringan irigasi teknis dibangun di beberapa daerah strategis. Dalam Pelita I, pertanian dan irigasi mempunyai satu bab sendiri dalam rincian rancangan di berbagai bidang lain. Dalam rincian bab tersebut dijelaskan bahwa tujuannya adalah untuk meningkatkan produksi pangan khususnya beras.

Di sisi lain peran Koperasi di pedesaan terus di tingkatkan produktivitasnya dengan berbagai kebijakan guna untuk menopang kegiatan pertanian di pedesaan. KUD melahirkan Penyuluhan Pertanian Lapangan (PPL), yang berada dibawah Departemen Pertanian. PPL mengenalkan dan menyebarkan teknologi pertanian kepada para petani melalui berbagai kegiatan penyuluhan. Selain itu pemerintah juga membuat program kelompencapir (kelompok pendengar, pembaca, pemirsa) sebagai program baru yang khas. Kelompencapir merupakan wadah pertemuan bagi pada petani, nelayan dan peternak serta para penyuluh bahkan dengan menteri dan Presiden Soeharto. Kelompencapir diresmikan pada tanggal 18 Juni 1984, melalui keputusan Menteri Penerangan Republik Indonesia No.110/Kep/Menpen/1984.

Thanks, Semoga Membantu !!!

Tinggalkan komentar

Kategori

Arsip Post